Senin, 26 Mei 2014

Jalur tembus Sumedang-Limbangan, Garut

Bismilah........................................................................

Ekspedisi ini dilakukan pada tanggal 25 Mei 2014, karena saya penasaran akan jalur tersebut. Ditemani tiga rekan dari satu chapter Komunitas Motor.
Jalan tembus antar kabupaten sepanjang empat puluh dua kilometer ini, di bagi tiga fase kondisi jalur.
Pertama; jalur mulus sepanjang sepuluh kilometer yang di mulai dari Mesjid agung Sumedang melewati desa Baginda dan berakhir di desa Citengah.Di kanan tebing tanah yng tingginya bervariasi, di kiri hamparan sawah di selingi rumah-rumah penduduk.






Fase kedua adalah yang terberat di lalui. Selepas desa Citengah, langsung masuk hutan kecil. Di beberapa ruas, jalan rusak parah. Kelokannya yang hampir berbentuk U sembari menanjak, lumayan menguras tenaga juga. Tapi jangan berkecil hati, karena disini sejuk serta pemandangannya indah. Vegetasi pepohonan menjulang tinggi cenderung rapat di atasnya membuat teduh akan jalan yang di lalui.Ada satu destinasi wisata disini ,yakni curug Gorobog. Curug berundak- undak yang masuk wilayah administrasi desa Citengah.

Koordinat  -6.913518,107.957318
Memasuki kawasan kebun teh Margawindu.jalan masih sedikit bersahabat. Ada beberapa spot warung sederhana buat istirahat para pemetik teh dan juga pengunjung di wilayah selatan kota Sumedang ini.






Setelah kawasan Wisata Margawindu itulah masa jalur berat dimulai. Jalan yang sudah hancur oleh aliran air,menyisakan susunan batuan yang sesekali bisa lepas bila terinjak ban motor. Sisa hujan semalam menambah basahnya tanah yang ada di sela sela batu. Traksi ban Swallow SB 117 di trek batu di lumuri tanah ini, hilang sama sekali. Beberapa kali slip di jalur tanjakan yang lumayan curam, tapi beruntung tidak sampai jatuh.





setelah tiga kilometer, ketemu sebuah pemukiman. Kami berhenti di salah satu warung. Mlelepas lelah dan memastikan jalur yang akan di lewati.
Kampung Cisoka namanya, masih masuk dalam wilayah desa Citengah, kecamatan Sumedang Selatan. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai pemilik kebun teh.Sebenarnya tanah pemerintah yang Di Hak Guna Usahakan kepada penduduk kampung berjumlah 27 KK ini.

" katanya setelah pemilu mau di aspal, kang",, begitu pa Asep sang pemilik warung lirih menjawab pertanyaan kami tentang kondisi jalan. Entah pemilu tahun berapa jalan ini akan di aspal. Begitu mudahnya calon pemimpin menjanjikan sesuatu.





Koordinat       -6.925575,107.9662167




Untuk penerangan di malam hari, hampir semua penduduk kampung ini menggunakan panel tenaga Surya, serta untuk menghidupkan beberapa perangkat elektroniknya di buatlah Turbin penghasil listrik tenaga Air.

Lima belas menit istirahat, lanjut lagi untuk menuju Limbangan. Jalan bukannya bagus malah semakin rusak.
Tanjakan semakin curam. Beberapa kali berhenti untuk pengecekan jalur.Setelah dirasa bisa dilalui, satu persatu kami mulai naik. ada jeda lima lima menit buat menjaga jarak supaya aman dan bilamana seorang jatuh bisa langsung ditangani. Terpikir oleh saya bila sendirian riding disini pasti ngeri deh.......................





Rasa lelah mengarungi tanjakan demi tanjakan curam terbayar dengan indahnya pemandangan. Hamparan kebun teh dan beberapa sungai kecil menambah ceria hati ini.










Di empat tanjakan curam setelah Cisoka  inilah tiga rider, termasuk saya, yang jatuh disini. Disni tidak bisa ambil ancang-ancang untuk naik. Motor berhenti dulu, cari celah yang bisa di lewati, masuk gigi satu dan jalanlah. satu,dua titik bisa di lewati, raungan Andia (nama motor saya) meemcah kesunyian pagi itu.Di satu tempat motor seperti kehabisan napas, bukannya naik malah mesin mati.Sekuat tenaga mengerem keras, traksi hilang sama sekali.....ya seterusnya motor mundur  ke bawah, untuk menyelamatkan diri motor di rebahin ke kiri dan Pengendaranya loncat saja.....gubragg.....

Satu setengah jam diperlukan untuk menaklukan trek tersebut. Sampai puncak gunung vegetasi pepohonan berubah, yang tadinya hamparan kebun Teh, sekarang pohon pohon besar menjulang tinggi serta di beberapa tempat ada pohon Pinus.'





Rapatnya pohon besar di kawasan tersebut membuat jalan sedikit gelap. Sinar matahari cuma sedikit saja yang tembus menerangi jalan ini. Di beberapa tempat, lumut hijau merambta hingga ke tengah jalan, membuat licin jalan yang di lalui.
Setelah puncak gunung, jalan mulai menurun, berkelok-kelok melwati beberapa kumpulan pohon pinus. Sesekali bertemu penduudk yang pergi ke ladang.Sampailah kami di kampung Cibubut, masih masih masuk wilayah Sumedang.





Melewati kebun Sawi dan Tomat milik penduduk. Jalan sudah semakin ramah walau Arteri kelas tiga.
Terasering sawah -sawah penduduk Cibugel dan senyuman khas penduduk kampung membuat indah suasana. Tak teringat bahwa di pusat Pemerintahan sedang panas-panasnya rebutan kursi.





Setelah enam kilometer di susana jalan pedesaan, bertemu dengan jalur kecamatan berhotmik mulus.meliuk liuk kami melewati setiap tikungan yang ada, seolah balas dendam dengan trek sebelumnya.





Sampailah kami di kota kecamatan Balubur Limbangan, setelah dua jam setengah melewati jalan tembus tersebut.

CAG

Senin, 19 Mei 2014

Cileungsing Escapade II


Selesai shalat Jum'at, sedikit menikmati kuliner Majalengka di seberang Masjid. Ada sms masuk dari Istriku bahwa acara akan di mulai.Bergegas meluncur ke lokasi, walau sedikit nyasar, tapi sampai juga.

Koordinat   -6.827899,108.209964





Selesai acara lamaran di sambung makan makan. Ngobrol santai sejenak sama tuan rumah yang ramah.
Jam menunjukan jam setengah tiga sore, saya sendiri pamitan ke tuan rumah dan juga robongan mobil karena melalui jalur kota Sumedang.
Menyusuri kota Majalengka yang lengang. Pengendaranya terlihat tertib disini. Mungkin bukan daerah Urbanisasi sehingga tidak ada saling serobot, saling sikut dalam hal mengejar materi, tak seperti di kota kota besar yang penduduknya berlomba lomba aka ngebut ngebut mengejar materi.





Jam setengah empat mulai memasuki daerah Paseh, Sumedang. Setelah meliuk liuk di ruas Nyalindung dan Paseh yang berkontur naik turun bukit.Kanan kiri pohon Jati, bersebelahan sama sungai Cimanuk.
Tak lupa melipir sejenak selepas Tomo untuk Masuk ke penambangan Pasir, buat foto gunung Congkang yang unik.

Koordinat      -6.795024,108.077116



Kubelokkan Andia ke kekanan menuju jalan alternatif Paseh-Buah dua. Ada pemandangan menarik ketika memasuki jalan ini, yakni Ibu ibu penjaga warung yang berdiri di tengah jalan sambil membawa buingkusan plastik isinya air mineral dan makanan ringan. Rupanya itu buat semacam jualan Deudeut bagi supir supir pengangkut pasir giunung Tampomas. Di hitunng Hampir delapan orang yang berada di tengah jalan tersebut.
Delapan orang, delapan barang, di kalikan 2000 rupiah tiap bungkusnya.
Mereka tidak memikirkan jalan yang hancur, yang penting rupiah ngumpul. Menguntungkan segelintir orang.
Kualitas pasir Cimalaka yang setara Galunggung memungkinkan untuk mendarangkan para penambang pasir.
tentu saja.

Melewati desa Bongkok yang sebagian penduduknya sebagai pengrajin Mebel. Saya tidak sempat foto foto untuk daerah ini serta hasil mebel Jatinya. memasuki kecamatan Conggeang sebagai sentra pengrajin opak dan Emping Melinjo.
Selepas kota kecamatan Conggeang di temui ada beberapa pemandian panas Tampomas. Melipir sejenak ke Pemandian air panas Cileungsing di kecamatan Buah dua.





Turun ke bawah menuju tempat parkir motor. Istirahat sejenak sambil ngobrol sama abah Dating, sang kuncen mata air panas Cileungsing.





Kuncen mata air panas

Uniknya mata air disini yakni keluar di bawah pondasi Mushola kecil di sebelah pemandian. Ada sepuluh pancuran untuk orang dewasa, laki dan wanita dipisah dan lima pancuran untuk anak anak.
"Mata air disini tidak pernah kering, Jang",, begitu pa Dating bercerita. Ada beberapa kamar mandi sendiri bagi yang tidak mau rame rame, juga ada kamar hotel bagi yang mau bermalam disini.

Air keluar di bawah pondasi

Sumurnya
Pancuran untuk dewasa
Penginapan
                                                     Koordinat      -6.724577,107.976570

Secara administrasi berada di desa legok, kecamatan Buah Dua , kabupaten Sumedang. Dengan tiket masuk delapan ribu rupiah bagi dewasa dan lima ribu rupiah bagi anak anak.
Tingkat panas di pemandian ini diperkirakan mencapai delapan puluh  derajat cecius, itu terjadi saaat aku mau mandi dan wudlu. Jelas panas sekali rasanya sampai tidak kuat membasuh muka pun.Dan baru kali ini merasakannya setelah menyambangi di beberapa tempat di Jawa Barat.
Hari sudah sore, saatnya melanjutkan perjalanan. Pamitan sama pemilik warung tempat ngobrol selepas Ashar. Di tunjukannya jalan tembus ke Hariang tanpa harus ke kota kecamatan Buah Dua yang sedikit memutar. Dan benar saja , setelah melewatinya, lumayan juga buat motong kompas.
Lembayung sore terlihat di sekitaran Awiligar, kecamatan Hariang, Sumedang. Beberapa pemuda desa tampak asyik bercengkrama di atas jembatan sungai di desa. beberapa orang tua ngobrol di teras masjid kampung, sambil menunggu Magrib Tiba.





Jam enam sore mulai memasuki wilayah Tanjung kerta, kupacu sedikit ngebut sampai di kecamatan Tanjung Medar.melipir meleawti jalanan kampung alternatif yang dahulu pernah melewatinya sampai keluar di daerah Cikawung, Subang.
Kuniatkan untuk di Jama saja sholat Magrib sama Isya nya. Jalan cagak sedikit rame karena lintasan menuju Wisata Sari ater serta  kawah Tangkuban Perahu.
Sagalaherang, Wanayasa di lewati menjelang Isya........Alhamdulilah sampai rumah jam delapan lewat sepuluh menit.

CAG

Cileungsing Escapade

Bismilah....................................................................

PROLOG

Jodoh memang jorok!,, itu ungkapan bagi sebagian orang. Kita bisa bertemu pasangan bisa di pekerjaan, Bis, Pesawat, Mall atau Tempat Ibadah. Itulah jodoh , kita tidak bisa menduganya.
Bisa jadi anak tetangga Ibu, Bapa kita. sewaktu masih kecil, main petak uimpet bersama dan kesenangan anak anak lainnya. Tumbuh semakin besar, beranjak dewasa, yang tadinya culun sekarang jadi manis dan menarik.....tertariklah hati.....Itulah Jodoh........
Tepat empat belas tahun yang lalu saya melangsungkan pernikahan sama seorang gadis asal Subang, Jawa Barat. Kala itu Mertua sebelah (bapak ) sudh tidak ada. Dua kakak merantau ke Luar Negeri.
Praktis tiga adiknya langsung berada di bawah tanggung jawab saya.
Selang sepuluh tahun perkawinan kami, Ibu mertua saya meninggal dunia. Seketika itu semua tanggung jawab Adik adiknya langsung berada dalam skala penuh tanggung jawabnya.

"Seorang yang besar,  Selalu berani bertindak besar..",, itulah pameonya. Dua adiknya telah lulus di jodohkan dan di nikahkan oleh kami sebagai kakaknya yang ada di Indonesia. Sedang adiknya yang bungsu, baru kemarin ketemu jodohnya. Hari Jum'at ( 16-05-2014) pula,kami mengantarnya ke Majalengka untuk mengikat janjinya.

# JUM'AT , 16 Mei 2014

Udara Jum'at pagi masih terasa dingin.Kami berkemas menyiapkan bekal dan keperluan lamaran nanti.
Tadinya mau ngoboy saja berdua naik motor ke majalengka untuk lamaran. Tapi bapakku menyarankan untuk membawa Sesepuh di Purwakarta buat wakil melamar nanti. jadi rencana berubah total. Membawa mobil adalah suatu keniscayaan. saya yang tidak bisa duduk lama di mobil terpaksa mencari supir buat mengendarainya, sedang saya tetap membawa motor.

Jalur yang diambil menuju Majalengka melalui Subang dan Cikamurang. Jam delapan pagi kami mulai berangkat. Kusuruh mobil untuk jalan duluan, biar saya leluasa untuk berhenti moto spot bagus. cek point nya di Alun alun Majalengka.

Tumben kala itu jalur Sadang-Subang lancar lalu lintasnya. Beberapa jalan yang sedang dalam tahap perbaikan tidak terlalu lama ngantrinya.






Biasanya ke kalijati yang jaraknya cuma 30 km bisa menghabiskan waktu dua setengah jam, sekarang malah tembus di empat puluh lima menit saja.
Mentari pagi masih membawa hawa sejuk ketika memasuki kota Subang. lalu lintas tidak begitu ramai, karena saat itu masih dalam libur kejepit.






Melipir dulu di Spbu di walayah Dangdeur, Subang untuk isi bensin. Mendapati senyum manis dari petugas pengisian (tentunya wanita). kuminta fotonya dengan menjelaskan untuk bahan RR , dianya nolak. Mungkin tidak tahu apa itu Ride report.







Selepas kota Subang hawa mulai terasa panas, padahal baru sekitar jam sembilanan. Jalan rusak panjang mulai menemani perjalanan. Kanan kiri Pabrik pabrik Garment mulai bermunculan. Sedang di garapnya jalan tol Cikampek-Palimanan memungkinkan tumbuhnya daerah industri baru di wilayah tengah Jawa Barat yang meliputi, Subang, Sumedang, Majalengka dan Kabupaten Cirebon.
 Sampai perbatasan Subang-Indramayu jalan masih tetap jelek. Sempat terhenti sejenak karena adanya arak arakan sunatan massal di daerah Gantar , Indramayu. Beberapa anak di arak pake Sisingaan  sehingga lalau lintas macet satu arah.

Semoga kesenian ini langgeng
Memasuki daerah Bantar waru jalanan mulai sepi dan teduh karena rimbunnya pohon Jati. Sesekali menemui pemukiman penduduk. Lima belas kilometer sebelum Kecamatan Cikamurang jalan lurus sejauh mata memandang. Di daerah ini Andia, Pulsar 180cc mencapai top speed nya yang mencapai delapan puluh kilometer perjam.

Koordinat     -6.62198,108.009968




Jam sebelasan mulai memasuki Cijelag, yakni pertemuan dari jalur Sumedang dan Cirebon. Sedikit menarik gas lebih dalam karena memburu Jum'atan di alun alun Majalengka. Di Kadipaten belok kanan, sempat berhenti sejenak untuk membuka Hape melihat posisi rombongan mobil, ternyata mereka sudah masuk kota Majalengka.



Kuputuskan untuk melewati Lingkar utara Majalengka supaya mempercepat waktu. Jalanan yang sepi juga mulus tapi belum di resmikan penggunaanya.

Sepi
Keluar tepat di depan polsek Cigasong, kekiri ka arah jatiwangi sedang ke kanan ke kota majalengka.
Kubelokan ke kanan melewati dua bundaran. Kembali mengarah ke barat menuju kota, dan Alhamdulilah sampai di mesjid Agung Majalengka sekitar jam sebelas lebih empat puluh lima menit.


#Baca lanjutannya Disini


Sabtu, 17 Mei 2014

Lingkar utara Majalengka

Bismilah......................................

Alternatif atau cadangan terkadang di perlukan bila yang utama mengalami hambatan. Itu bisa berupa jalan, Pengobatan atau rencana dan yang lainnya.
Disini akan membahas jalan alternatif yang berada di kabupaten Majalengka. Jauh ya...?,,  so......bagikanlah pengetahuanmu biar bermamfaat, walaupun hanya setai kuku.

Lingkar Utara Majalengka ini membentang mulai dari Panyingkiran sampai di wilayah kecamatan Cigasong, tepat berada di sebrang Polsek Cigasong.
Jalan ini berada di sisi utara kota Majalengka. Membentang kurang lebih sekitar tujuh kilometer.
Rupanya jalur ini belum di pergunakan secara resmi, itu terlihat dengan tidak adanya plang penunjuk arah.
Pintu masuk di Panyingkiran
Jalan menanjak landai ketika mulai memasukinya dari arah Kadipaten. Kanan kiri jalan di hiasi pohon jati dan sebagian rumpun rumpun Bambu. Jalan selebar kurang lebih delapan meter ini masih sepi akan aktififtas lalu lintas, bertemu sesekali dengan pengendara motor dan mobil. Disini Andia (nama motor saya ) leluasa saya tarik gasnya lebih dalam.
Mejeng mumpung sepi
Jalan ini di gunakan bila ada kemacetan di dalam Kota Majalengka, baik berupa stuknya lalu lintas, atau di gunakan acara kenegaraan serta kesenian rakyat.
Indah sekali
Berakhir di kecamatan Cigasong ,tepatnya di depan polsek Cigasong. Ke kiri menuju arah Jatiwangi langsung bisa ke Cirebon,ke kanan mengarah ke Sukahaji atau Cikijing, Kuningan dan Sumber.

CAG