Ekspedisi ini dilakukan pada tanggal 25 Mei 2014, karena saya penasaran akan jalur tersebut. Ditemani tiga rekan dari satu chapter Komunitas Motor.
Jalan tembus antar kabupaten sepanjang empat puluh dua kilometer ini, di bagi tiga fase kondisi jalur.
Pertama; jalur mulus sepanjang sepuluh kilometer yang di mulai dari Mesjid agung Sumedang melewati desa Baginda dan berakhir di desa Citengah.Di kanan tebing tanah yng tingginya bervariasi, di kiri hamparan sawah di selingi rumah-rumah penduduk.
Fase kedua adalah yang terberat di lalui. Selepas desa Citengah, langsung masuk hutan kecil. Di beberapa ruas, jalan rusak parah. Kelokannya yang hampir berbentuk U sembari menanjak, lumayan menguras tenaga juga. Tapi jangan berkecil hati, karena disini sejuk serta pemandangannya indah. Vegetasi pepohonan menjulang tinggi cenderung rapat di atasnya membuat teduh akan jalan yang di lalui.Ada satu destinasi wisata disini ,yakni curug Gorobog. Curug berundak- undak yang masuk wilayah administrasi desa Citengah.
Koordinat -6.913518,107.957318 |
Setelah kawasan Wisata Margawindu itulah masa jalur berat dimulai. Jalan yang sudah hancur oleh aliran air,menyisakan susunan batuan yang sesekali bisa lepas bila terinjak ban motor. Sisa hujan semalam menambah basahnya tanah yang ada di sela sela batu. Traksi ban Swallow SB 117 di trek batu di lumuri tanah ini, hilang sama sekali. Beberapa kali slip di jalur tanjakan yang lumayan curam, tapi beruntung tidak sampai jatuh.
setelah tiga kilometer, ketemu sebuah pemukiman. Kami berhenti di salah satu warung. Mlelepas lelah dan memastikan jalur yang akan di lewati.
Kampung Cisoka namanya, masih masuk dalam wilayah desa Citengah, kecamatan Sumedang Selatan. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai pemilik kebun teh.Sebenarnya tanah pemerintah yang Di Hak Guna Usahakan kepada penduduk kampung berjumlah 27 KK ini.
" katanya setelah pemilu mau di aspal, kang",, begitu pa Asep sang pemilik warung lirih menjawab pertanyaan kami tentang kondisi jalan. Entah pemilu tahun berapa jalan ini akan di aspal. Begitu mudahnya calon pemimpin menjanjikan sesuatu.
Koordinat -6.925575,107.9662167 |
Untuk penerangan di malam hari, hampir semua penduduk kampung ini menggunakan panel tenaga Surya, serta untuk menghidupkan beberapa perangkat elektroniknya di buatlah Turbin penghasil listrik tenaga Air.
Lima belas menit istirahat, lanjut lagi untuk menuju Limbangan. Jalan bukannya bagus malah semakin rusak.
Tanjakan semakin curam. Beberapa kali berhenti untuk pengecekan jalur.Setelah dirasa bisa dilalui, satu persatu kami mulai naik. ada jeda lima lima menit buat menjaga jarak supaya aman dan bilamana seorang jatuh bisa langsung ditangani. Terpikir oleh saya bila sendirian riding disini pasti ngeri deh.......................
Rasa lelah mengarungi tanjakan demi tanjakan curam terbayar dengan indahnya pemandangan. Hamparan kebun teh dan beberapa sungai kecil menambah ceria hati ini.
Di empat tanjakan curam setelah Cisoka inilah tiga rider, termasuk saya, yang jatuh disini. Disni tidak bisa ambil ancang-ancang untuk naik. Motor berhenti dulu, cari celah yang bisa di lewati, masuk gigi satu dan jalanlah. satu,dua titik bisa di lewati, raungan Andia (nama motor saya) meemcah kesunyian pagi itu.Di satu tempat motor seperti kehabisan napas, bukannya naik malah mesin mati.Sekuat tenaga mengerem keras, traksi hilang sama sekali.....ya seterusnya motor mundur ke bawah, untuk menyelamatkan diri motor di rebahin ke kiri dan Pengendaranya loncat saja.....gubragg.....
Satu setengah jam diperlukan untuk menaklukan trek tersebut. Sampai puncak gunung vegetasi pepohonan berubah, yang tadinya hamparan kebun Teh, sekarang pohon pohon besar menjulang tinggi serta di beberapa tempat ada pohon Pinus.'
Rapatnya pohon besar di kawasan tersebut membuat jalan sedikit gelap. Sinar matahari cuma sedikit saja yang tembus menerangi jalan ini. Di beberapa tempat, lumut hijau merambta hingga ke tengah jalan, membuat licin jalan yang di lalui.
Setelah puncak gunung, jalan mulai menurun, berkelok-kelok melwati beberapa kumpulan pohon pinus. Sesekali bertemu penduudk yang pergi ke ladang.Sampailah kami di kampung Cibubut, masih masih masuk wilayah Sumedang.
Melewati kebun Sawi dan Tomat milik penduduk. Jalan sudah semakin ramah walau Arteri kelas tiga.
Terasering sawah -sawah penduduk Cibugel dan senyuman khas penduduk kampung membuat indah suasana. Tak teringat bahwa di pusat Pemerintahan sedang panas-panasnya rebutan kursi.
Setelah enam kilometer di susana jalan pedesaan, bertemu dengan jalur kecamatan berhotmik mulus.meliuk liuk kami melewati setiap tikungan yang ada, seolah balas dendam dengan trek sebelumnya.
Sampailah kami di kota kecamatan Balubur Limbangan, setelah dua jam setengah melewati jalan tembus tersebut.
CAG