Bismilah...................................................................................................................
Mendengar curug ciseok ini, sewaktu mengantar adik ke
kampung adat Tajur. Waktu itu saya baru saja menyambangi Curug Panembahan yang ada di sebelas atas kampung wisata tersebut. Menurut keterangan, curug Ciseok ini ada di desa Cihanjawar,kecamatan Bojong,Purwakarta.Waktu itu bulan Januai 2014.
selang enam bulan kemudian, barulah terlaksana berkunjung ke curug tersebut.
========
Momentumnya adalah kedatangan rekan kami dari cikarang, yakni Mang Titan sang juragan lampu dan Pak guru, Samsul Rizal.Keduanya pengin merasakan suasana alam pedesaan di tanah Purwakarta ini. Maka, sepakatlah kami berlima, saya ,Yudi,Iwan, Samsul,Titan yang tergabung dalam sebuah komunitas motor pecinta keindahan alam Indonesia, untuk menyambangi desa terakhir sebelum memasuki hutan Gunung Burangrang, yakni desa Cihanjawar yang disana terdapat Curug Ciseok tersebut.
Berangkat hari minggu,tanggal 06 Juli 2014. Tikum di rumah mang Iwan di Wanayasa. Sebenarnya jam sepuluh pagi, sudah kumpul semuanya. Berhubung hujan gerimis, jadinya, baru berangkat menjelang tengah hari.
Dari Wanayasa mengambil kearah kecamatan Bojong. Kurang lebih tujuh kilometer, di perempatan Pawenang,Sindang panon ambil kiri menuju desa Pasanggrahan.Delapan kilometer terlewati, sampailah di kampung Babakan peuteuy, desa Cihanjawar yang berbatasan langsung dengan hutan gunung Burangrang.
Melewati pematang sawah sampai jalur motor terakhir di kampung tersebut.
Alhamdulilah, program bupati Purwakarta dengan jalan
leucirnya telah sampai di kampung Babakan Peuteuy ini. Sampai titik terakhir telah aspal hotmik semuanya.
Menurut keterangan penduduk, akses jalan menuju curug tersebut, cukup rumit. Harus membuka jalur baru karena masih sedikit terjamah manusia. Jarak dari pemukiman sekitar satu kilometer lebih. Maka di mintalah pengantar untuk menuju kesana. Dengan sukarela ada dua orang, kakak beradik, yang mau mengantar kami menuju kesana.
Tujuh ratus meter pertama jalan melewati pematang sawah yang dipadatkan pake batu kali. Berjalan dipinggiran sawah yang berbatasan dengan sungai di sebelah kiri jalan. Sesekali jalan tanahnya amblas karena tergerus aliran air dari sawah menuju sungai. Senyum ramah yang tulus menghiasi kami sewaktu papasan dengan penduduk setempat di jalan tersebut. Sapa ramah "Bade,Kamana,A ",, begitulah pertanyaan mereka.
Jalan menyusuri sawah yang sedikit menanjak yang di hiasi tanah yang becek sungguh menyulitkan. Suasana diri yang berpuasa juga sedikit banyak cukup membuat tersengal nafas dan haus. Tetapi semangatlah yang membawa kami berlima menyusurinya. Vegetasi berubah dari sawah menjadi hutan kecil. Menyebrangi sungai dengan titian bambu yang diikat seadanya cukup membuat kesulitan.Belum lagi menerabas pohon-pohon yang menghalangi jalan.
Cekatan sekali,pemandu kami membabat dahan pohon yang menghalangi jalan. Tak lupa mematahkan dahan kecil buat penanda jalan pulang. Akhirnya setelah jalur terakhir melewati aliran sungai kecil yang berasal limpahan curug tersebut, sampailah kami di air terjun Ciseok. Pesona keindahan terhampar didepan mata.
Gemerincing air yang jatuh ke tanah,menciptakan harmoni alam yang indah.
Sudut yang sempit, dirimbuni pohon yang mengelilingi lubuk tempat jatuhnya air terjun, membuat tidak leluasan untuk memfotonya. Sebagian hanya bisa diambil setengah keatas atau sebaliknya. Sedikit membasuh muka dan tangan untuk menghilangkan rasa lelah di tambah lagi sedang berpuasa,sungguh nikmat sekali. Tadabur alam mengagumi penciptaanNya.
Secara administrasi, curug Ciseok ini masuk ke wilayah kampung Babakan Peuteuy, desa Cihanjawar,kecamatan Bojong,Purwakarta. Memang belum ada akses memadai kesana. Cuma jalan setapak menuju ke lokasi tersebut.
Koordinat mendekati ada di -6.728882,107.538786
Dua jam kami menghabiskan waktu disana. Disaat badan sudah segar kembali,kini saatnya pulang. Tak lupa di setengah perjalanan,kami menyegarkan badan dengan mandi di aliran sungai yang jernih.
CAG