Kamis, 17 Juli 2014

## Berbagi rasa di Cisoka

Gerimis turun menjelang jam empat sore. Kami bergegas cari tempat untuk berteduh, diselingi pengumpulan dana dari tiap member buat beli takjil nanti. Mang Dedi mengajak turun ke kota buat beli makanan untuk buka puasa.Berjalan beriringan menuju perempatan Regol yang menuju ke Cisoka. Saya dan Asep kebagian membeli makanan, sementara rekan-rekan menunggu di perempatan.

Jalan menuju Citengah sedang dalam perbaikan. Jembatannya ambrol kena arus air banjir bebrapa waktu lalu atau, memang kontruksinya yang seadanya, wallahu alam. Kami diarahkan menuju jalur gang sempit di perkampungan tapi sudah di tembok mulus. Papasan sama warga yang ngabuburit menunggu buka. Digilir sistim buka tutup.
Memasuki desa Baginda hujan pun turun. Kami berhenti sejenak untuk memakai pakaian anti air. Lanjut setelah semua selesai berpakaian jas hujan. Menerobos hujan besar sampai perbatasan desa citengah dan hutan kecil. meliuk hati-hati ketika memasuki daerah perkebunan teh karena jalan yang sudah hancur tergerus air hujan dan menyisakan tanah. Curug Gorobog yang tadinya akan di singgahi pun akhirnya di lewat saja.
setengah jam menuju berbuka, kami sampai di Cisoka. Hujan saat itu sudah berenti, menyisakan genangan air di jalan dan dingin buat badan ini. Segera meminta ijin ke pemilik warung buat gelar tenda buat menginap. Tak lupa hierarki pemerintahan terbawah yakni rukun tetangga,kami mintai ijin sekaligus menjelaskan maksud kedatangan kami. Sang ketua rukun tetangga pun menerima dengan tangan terbuka, Pak Lili namanya. Kepolosan berpadu kearifan lokal dengan keramahannya.

Pembagian takjil kami serahkan ke ketua rukun tetangga. Tak ada waktu bagi kami untuk bersosialisasi lebih jauh karena hari sudah gelap. Hanya keterangan dari dari Pa Lili saja kami dapatkan. Kala malam sudah memasuki sperempatnya. Cahaya kelap kelip lampu pijar berkekuatan 5 watt terlihat naik turun pancarannya. Aliran listrik dari kincir air tak cukup buat menerangi seluruh kampung. Hanya orang berduit saja yang mampu memasangnya. Sedang sebagian yang lain hanya mengandalkan modul tenaga Surya saja yang di serap disiang hari dan disimpan di ACCU 70 AMPERE.
COURTESY BY Widyawardana Adiprawita
Semua telah terlaksana dengan baik. Ngobrol ngalor ngidul sama rekan rekan menjelang tengah malam. Sebagian sudah mengambil selimutnya untuk tidur. Bakaran sepatu di tungku semakin mengecil apinya. Sepatu basah dan kaus kakinya sengaja di panasi buat nyaman berkendara esok pagi. Mimipi indah satu persatu terhampar sewaktu tidur, ditemani dinginnya Cisoka. Suara hewan khas hutan Cisoka kadang terdengar di sebelah bukit sebrang tenda,Mengantar lelapnya satu persatu rekan rekan seperjalanan.



#baca sambungannya disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar