Selasa, 23 Desember 2014

Cijuhung, Ironi penghasil setrum

Bismilah..............................................................................................................................................

 Kampung Cijuhung, desa Margaluyu,kecamatan Cipeudeuy ,kabuoaten Bandung Barat ini memang sebuah ironi. Sepelemparan batunya dari lokasi pembangkit listrik untuk pemasok listrik seJawa-Bali ini ,sampai hari ini belum juga merasakan indahnya malam dengan cahaya listrik dari negara.

Memang!!   Jaringan tiang listrik Negara sudah ada didepan perkampungan itu. Tapi, entah kenapa belum juga disambung juga ke rumah-rumah. Ngobrol ngalor ngidul dengan pengurus Rw mendapat keterangan bahwa biaya untuk masang Kwh dan token pertama adalah Rp. 375 rb. Sedangkan instalasinya semua per rumah mencapai Rp.800 rb. Jadi totalnya semuanya sekitar Rp. 1.200.000. Berat memang biaya segitu buat masyarakat kurang mampu di Cijuhung tersebut. Dan semuanya harus bayar dimuka dulu, setelah itu menunggu pemasangan 2-4 minggu setelahnya.
Untuk saat ini, masyarakat Cijuhung mengandalkan panel tenaga surya dan lampu led serta aki sebagai penyimpan arusnya dari bantuan Gubernur Jawa Barat tahun 2013 dan untuk solar sellnya mereka beli secara kredit.
Dikampung ini ada 150 kepala keluarga, yang 80 persennya bekerja diperkebunan Karet serta Kakao dari kebun Bajangan.Cijuhung lokasinya berada disisi timur dari waduk Cirata dan sepelemparan batu dari pembangkit listrik Cirata.


========================================================================

17 Desember 2014.....Saya bersama seorang rekan sekomunitas motor Pulsar menyambangi ke Cijuhung.
Awal start dari Purwakarta . kota tercinta kami. Adapun maksud dan tujuan kami adalah untuk menyurvey kampung tersebut karena membaca di media massa bahwa kampung tersebut belum tersambung Listrik negara aka PLN.Stidaknya pengetahuan dan tulisan ini serta mungkin uluran tangan kami bisa meringankan beban mereka.
Sadang sampai Plered dihiasi dengan ramianya truk pembawa batu dan pasir. Kendaraan dengan tonase diatas 10 ton tersebut berjalan pelan beriringan dengan pelan, sehingga cukup membuat antrian kendaraan yang akan menyalipnya..........sungguh saya merasa bosan dijalur ini. Baru setelah memasuki jawasan waduk Cirata, kondisi lalu lintas kembali sepi.
Ambil jalur menuju kecamatan Cipeundeuy terus melaju ke arah Rajamandala yang berada di lintasan Bandung-Cianjur. Memasuki kawasan perkebunan karet Pasir Ucing, belok kanan kearah desa margaluyu.
lima kilometer pertama dihiasi dengan mulusnya jalan yang baru dihotmik.

Teduhnya karena ditutupi rimbun pohon Karet dan Jati disepanjang lima kilometer tersebut dan semua berakhir dikampung Ciloa. Setelah itu barulah jalan aspal rusak dan menyisakan batu saja yang terhampar.
Disambung jalan tanah di sepanjang kebun karetnya, semuanya berjarak sekitar delapan kilometer.


Satu jam perjalanan untuk delapan kilometer memang menguras tenaga. Kebun karet yang sepi, kakao selangseling sama hutan kecil di sepanjang jalan. adanya persimpangan yang tidak ada penunjuk arahnya membuat menit demi menit terbuang buat menunggu yang lewat untuk bertanya.
SD Cibungur kelas jauh yang sedang dibangun di Cijuhung
Sarana PendidikanSaat ini sedang dibangun ruang kelas sebanyak tiga buah yang akan selesai tahun depan. Ruang itu digunakan untuk menampung 73 murid saat ini di Cijuhung dan semua tingkatan kelas dari satu sampai enam. Mungkin dibagi dua shift waktu belajarnya.


# semua keterangan saya peroleh dari pengurus Rw setempat.
   Untuk saat ini memang dibutuhkan uluran batuan pemerintah atau seorang dermawan buat mengurangi beban  masyarakat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar