Citoe nama satu kampung di selatan Cianjur. Ejaan lama
mungkin dibaca “Citu”, tapi sekarang berdasar bunyi hurupnya jadi Citoe. Toe? ,
adalah nama sejenis Kijing yang lebih kecil .Kebanyakan ada di sungai-sungai
kecil dan empang. Mereka menamai nama kampungnya Citoe berdasar nama sungai
yang menjadi urat nadi kehidupan kampung di suatu lembah tersebut. Tapi, menuju
Citoe lah perjalanan panjang dan berliku dimulai…………
Kamis, 30 April 2015
Menjelang Ashar, dua sahabat di team perjalanan cahaya,
datang menjemput. Sebut saja namanya Yudi Raisa dan mas Suyut. Pengepakan
barang bawaan di masing-masing tunggangannya. Kabel, Lampu ,dan alat lainnya. Semuanya
beres, sesudah ashar barulah berangkat
Diiringi tatapan penuh kekhawatiran sang istri……….huuh lebay yah…..
Sepakat kami menyusuri jalan alternative di Purwakarta ini
karena rame di jalan utama sebab adanya libur panjang awal Mei.
Pasawahan-Bojong-Sawit-Darangdan dan langsung nyebrang ke Bandung Barat via
Jembatan Cisomang yang terkenal itu. Menjelang Magrib, kami sampai di
Rajamandala, Istirahat untuk shalat
magrib.
Setengah jam sesudahnya berangkat lagi menuju kota Cianjur
via jembatan lama Rajamandala. Titian legendaris sewaktu dilewati bus-bus
Bandung ,Tasik,Garut, Banjar,menuju Jakarta dan sekitarnya disaat jalan tol Cipularang belum dibangun.
Sekarang?....tinggal kenangan saja.
Ciranjang sudah terlewati, saatnya masuk jalan baru by pass
Cianjur menuju langsung kearah Sukabumi. Sepi dan mulus jalannnya. Dua sahabat
dibelakang saya kelihatan gatal untuk menarik tuas gas lebih dalam…..haha….tapi
tidak nyalip juga……..mungkin kurang tau rute atau….ah sudahlah……….
Cianjur-Sindangbarang. Jalan kabupaten Cianjur membentang
didepan mata. Awal mulusnya sampai kecamatan Cibeber saja, setelahnya?, Lubang
sana sini. Rider dituntut awas mata, kalau tidak mau menghantamnya. Jam delapan
malam menjelang, saatnya istirahat tidur. Dicarilah perkebunan the yang ada
lapang luasnya buat tenda. Kami memang mempersiapkan perjalanan ini dengan
tendanisasi. Saatnya tidur, sahabat……………………zzzzzzz…………………………….
Jum’at, 1 Mei 2015
Pagi dingin menerpa wajah begitu bangun diperaduan sederhana
dalam tenda. Semburat fajar disambung
terbitnya dipermukaan pegunungan ditimur kecamatan Campaka ,Cianjur. Paking
barang-barang untuk lanjut perjalanan yang tersisa delapan puluh kilometer
lagi. Sarapan dipintu keluar perkebunan. Nasi goring campur telor andalan menu
warungnya. Beberapa kali diklakson rider-rider yang akan liburan ke pantai
selatan.
Tepat jam sepuluhan tibalah di Sindangbarang untuk titik
kumpul pertama sahabat-sahabat seperjalanan nanti. Buka sosial media untuk
check posisi masing-masing. Ternyata
,masih sekitar 1-2 jam lagi tibanya. Saya memutuskan untuk langsung saja menuju
kampung Citoe ,dengan bekal keterangan pak Edi, seorang yang dipercaya Mang
Dedi buat memandu kami.
Blasss…….Gang masuk pertama ,kami langsung disuguhi jalur
Ajaib. Batu tatakan yang tak rata dan tanah lumpur. Gual geol SiOnta dengan
beban Kabel 500 meter cukup membuat degdegan ridernya. Di suatu turunan , saya
berhenti sejenak untuk mengukur nyali menyusurinya. Dua Sahabat, sukses
melewatinya. Kini giliran saya……….Alhamdulilah bisa juga berkat advis kedua
sahabat itu. Giliran trek di persawahan,barulah saya menyerah……….barang bawaan
oper alih posisi. Nol beban………jadinya…ringan…dengan seperti itu, semangat
membara lagi…….ayo temans kita lanjut…….Sepeaker masjid Al Amin bergema disaat
kami tiba di kampung Batu Korsi ,kampung pertama tujuan Bakti negeri perjalanan cahaya. Istirahat dan
shalat jum’at disini.
Citoe masih 1,5 km lagi. Setelah ramah tamah sama pengurus
madrasah,kami lanjut. Jalanan batu berganti tanah terus menuju cadas……….turunan
pertama sukses,kedua Alhamdulilah ,ketiga selamat, keempat ?!, barulah siOnta
mencium cadas untuk pertama kali di jalur ekspedisi Citoe ini. Memang! Skil
ilmu berkendara memang kurang plus nyali juga ciut, akhirnya ya………….sesuai foto
dibawah ini…..sepuluh menit gogoleran menunggu bantuan ngangkat SiOnta yang
berat..yups…..jam 2 siang ,tibalah kami di kampung terpencil itu.
Sambutan ramah khas tanah Pasundan menyambut kami. “Gek Sor”
, itu istilahnya. Tidak banyak waktu berdiam diri, kami langsung mengukur
perimeter buat pemasangan instalasi tenaga matahari. Jam 3 an mulai bekerja,
Alhamdulilah menjelang Magrib sudah menyelesaikan lima rumah. Satu persatu
sahabat di berbagai kota mulai berdatangan. Kenal di dunia maya bertemu di
dunia nyata. Haha hihi kaya kenal lama, lanjut istirahat sebentar , sebelum
mandi disungai sesuai kebiasaan penduduk setempat. Tidak ada dinding pemisah
dan penghalang, semua terbuka. Awalnya ragu-ragu celana…selanjutnya…..?
,terserah Anda………..! malam ditemani
nyamuk yang banyak, setelah ngobrol ngalor ngidul, saatnya
tidur………………………..Zzzzzzz……………………………………….
Sabtu, 02 Mei 2015
Pekerjaan panjang dimulai. Semua bergerak tak terkecuali
penduduk setempat juga dikerahkan untuk membantu. Alhamdulilah jam sepuluhan
sudah menyelesaikan 20 rumah untuk instalasinya. Tinggal nyambung ke tenaga
Mataharinya yang disimpan sebagai arus listrik di ACCU. Terkemukalah si Ahmad,
pemuda penduduk setempat yang begitu cepat menguasai instalasi ini. Satu persatu Sahabat
mempersiapkan kepulangannya….galau semalam hujan deras bisa membuat jalan tidak
bisa dilewati motor tanpa adanya tambahan asesoris. Dan benar saja………beberapa
sahabat tertahan di tanjakan kedua. Lelah adalah penyebabnya. Setengah hari
berkutat dengan instalasi. Saya selaku wakil kepala rombongan mempercayakan
kelanjutan pemasangan yang tinggal empat rumah lagi kepada si Ahmad. Jam
sebelas semua naik satu persatu tanjakan.
Amazing Journey Start Here
Skil pengendara, ketangguhan mesin, torsi, dan pemilihan ban
yang tepat semua diuji disini. Butuh empat jam untuk menaklukan jarak 1,5 km
tersebut. Alhamdulilah ,semua naik menjelang jam 2 siang. Sore baru masuk
Sindangbarang, istirahat makan. Satu dua pamit pulang ke rumahnya
masing-masing. Sebagian diskusi untuk
kemping menghabiskan akhir pekannya. Saya dan Asep memutuskan pulang karena
badan ngedrop pengen cari kasur empuk,sedang Asep ada acara dikampusnya.
Cidaun-Naringgul-Balegede-Rancabali-Soreang-Batujajar adalah rute pulangnya.
Alhamdulilah, jam delapan malam menemukan juga kasur empuk di Batujajar.
Keesokan paginya lanjut menuju Purwakarta. Disambut si Raffi didepan
rumah……………………………………………………
#sebagian foto-foto milik kang Arief Tdour dan Yudi Permana
CAG
titanium forging - TITanium-arts
BalasHapusThe core titanium color material consists titanium piercings of platinum, titanium, nickel and silicon. It is extremely compact and has titanium cerakote a long lead titanium charge lead shape. 벳 매니아 Rating: 4.8 · 18 votes · $2.95 · In stock