Selasa, 26 Mei 2015

Taman Baca Cijuhung



Cijuhung! , nama kampung dipesisir danau Cirata. Masuk ke wilayah kabupaten Bandung Barat. Ironis, hanya sepelemparan batu dari pembangkit listrik untuk pasokan Jawa dan Bali. 150 kk jumlah penduduknya, dan pekerja perkebunan mata pencahariannya.
Yup, tidak sedang menghakimi seseorang atau pemerintahan, bahwa ada ketidakadilan disana tapi, ini adalah tentang perjalanan beberapa voluntrider  ( sebutan team relawan) menuju kesana untuk bakti Negeri dengan membuat perpustakaan mini di sekolah dasar Cijuhung.
Sahdan, akhir tahun 2014 lalu ,saya dan Yudi pergi surpey karena mendapati berita bahwa kampung  tersebut belum terpasok listrik PLN. Kami berdua tergabung dalam team perjalanan cahaya yang bergerak dibidang sosial untuk penerangan listrik matahari, buku ilmu dan shodaqoh air. Kenyataan bahwa sesampainya disana. Kampung tersebut sudah menerapkan listrik matahari tersebut, Alhamdulilah.
Ada bangunan 3 ruang sedang dikerjakan saat itu. Tanya penduduk bahwa itu buat sekolah dasar kelas jauh.  Sekolah Induknya ada delapan kilometer sebelumnya dijalur masuk ke Cijuhung. Mungkin pertengahan 2015, sekolah ini beroperasi. Saat itu kami berpikir untuk berpartisipasi buat perpustakaannya. Alhamdulilah , sabtu 23 Mei 2015, keinginan itu terwujud. Gembira tak terkira, Semangat sahabat perjalanan cahaya. Terang dan indah dunia itu ada di senyum mereka.
Catatan perjalanan. 23 Mei 2015
Jam empat subuh, terbangun dari peraduan. Lanjut persiapan lanjutan setelah jum”at sorenya belum beres semua. Lihat percakapan teman di grup belum ada pergerakan. Ada  seorang relawan dari Jakarta utara mengabarkan bahwa dia sudah berada di Cikampek, 12 kilometer sebelum ke rumah saya. Kusuruh untuk tetap stay dulu disana, ngopi2. Mandi dan sholat subuh. Setelahnya,Bereskan pekerjaan tetap diperusahaan,yakni drop barang dan sales. Alhamdulilah jam enam pagi semua terlaksana dengan baik.
Satu persatu, relawan datang dan ngepak barang bawaan. Tepat jam 07 pagi,berangkatlah menuju Cijuhung. Rute diambil yang paling sepi, indah dan mulus jalannya. Saya kebagian bawa lemari buat buku-buku. 



Dipasang diposisi melintang dijok belakang.  Berat dan perlu tenaga ekstra mengendalikan laju si Onta (nama motor saya). Landing jam 07.30 di Pasawahan,tempat titik kumpul kedua. Nampak sibiru sedang didandanin buat bawa lemari juga. Ada Isam juga sang volunteer dari Purwakarta. Semua berjalan beriringan membawa barang bawaan. Andre dan kang Ogie yang terakhir tiba di Purwakarta dari Cicalengka juga turut serta membawa barang bawaan.

Semilir angin, sinar mentari pagi yang cerah menambah asyik berkendara. Jalanan sepi dan mulus, kiri kanan sawah habis ditandur menambah indah suasana. Begitu juga dalam hati masing2 sahabat seperjalanan. Pondok Bungur, Bojong,dan tibalah di Sawit. Rombongan dipecah dua karena sebagian teman belum tahu yang namanya jembatan legendaris Cisomang. Jam sepuluhan baru tiba di perkebunan Pasir Ucing, Pintu masuk menuju Cijuhung. Sudah nangkring menunggu om Dendy, Aria dan Nugraha. Setelah Regroup dengan rombongan yang lewat Cisomang, barulah kami menuju ke TKP. Membelah hutan karet,selang dengan perkebunan Coklat dan terakhir adalah hutan Jati yang rindang. Tiga kilometer pertama sukses membuat relawan gembira dengan lamunan karena mulusnya jalan. Setelah itu!, barulah……..Ajrut ajrutan dijalan tanah dimulai. 

Jalan tanah bergelombang, campur sebagian batu besar di beberapa titik. Kali ini Si Onta ( bajaj pulsar 180cc) sangat susah dikendalikan. Beberapa kali berhenti karena mengumpulkan kembali tenaga yang dikuras di ratusan meter berjalan. Keringat sak jagung2 mengalir deras di pelupuh. Suspensi super empuk milik Pulsar bukannya membantu badan ini supaya tidak pegal, tetapi, malah bikin serasa dibanting-banting dikala menginjak jalan tak rata. Apakah ngambek karena akhir ini saya lebih mengelus elus Si Naga (Honda win 90 cc) atau….???     Walahu alam bishawab.

Satu jam perjalanan dibukukan hanya untuk berjalan sekitar 10 km saja. Alhamdulilah sampai juga ditempat Bakti Negeri dengan tidak jatuh sekalipun, Alhamdulilah.
Ramah tamah sama staf pengajar dan kepala sekolah. Pak Suryana, namanya. Disuguhi air kelapa muda penghilang dahaga. Hari menjelang siang, Acara dimulai. Tidak ada seremoni sambut penyambutan. Langsung stel lemari diisi dan difoto barang penyerahannya. Buku tulis dibagi langsung kepada siswanya. Memangkas birokrasi adalah tujuannya. Toh semua itu tidak menghilangkan maknanya. I Like This.
Berturut hadir setelah jam makan siang adalah mang Dedi dan kang Arief tdour serta om Deny Lukman dan dua orang lainnya yang tidak sempat tahu namanya……..xixixi……








Nasi liwet, Lauk ikan goreng dari Nila sampai Oscar ditambah Udang besar tersaji beres acara. Blasss semua rapih dalam hitungan menit teramankan di perut masing-masing. Sambal hijau….yap …sambal itu yang jadi pemicu  lahapnya mereka makan. Setara sambal Cibiuk ,Garut,kalau lihat skalanya.

Setelah Ashar, satu persatu pulang menuju kembali ke rumah masing-masing. Membawa hati yang gembira karena Amanat tersampaikan.  Rintangan tersaji di jalan pintas perkebunan.  Sempat salah satu jatuh karena salah ambil pijakan kaki. Magrib sudah kembali di kecamatan Cipeundeuy. Sholat magrib dan maranggi Cijawa jadi akhir cerita Perjalanan. Semua kembali ke rumah masing-masing dengan selamat, Alhamdulilah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar