Rabu, 20 Agustus 2014

NKRI di Madasari

Bismilah..........................................................................................



Publikasi akan adanya upacara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia,sebulan yang lalu telah disebar oleh Menembus Batas indonesia di Sosial Media. Sebuah perkumpulan berbagai jenis kendaraan biasa tapi,di supiri oleh orang-orang yang luar biasa. Melalui jalur yang tidak biasa sebagaimana rider- rider lainnya.

Agenda bulan Agustus kosong. Maka di jadikanlah patokan buat chapter Purwaceng (saat ini saya bernaung) untuk mengikuti upacara pengibaran bendera Merah Putih yang akan dilaksanakan di Pantai Madasari, Pangandaran. Pantai satu-satunya di selatan Ciamis yang belum di kunjungi. Maka disusunlah jalur yang akan disusur dan destinasi yang akan disambangi.

==================

Berangkat ba'da shalat Jum'at 15 Agustus 2014 dengan asumsi akan menginap di rumah nenek di Ciamis. Tandemku kali ini masih tetap sang suhu kencang ,mang Yudi Permana. Riding santai melalui jalur alternatif andalanku bilamana menuju Priangan timur,yakni : Wanayasa-Sumedang-malangbong-Tasikmalaya. Jalur sepi, mulus dan keindahan alamnya luar biasa sepanjang perjalanan. Mampir di restoran Tahu Setelah kota Sumedang unutk sekedar mengganjal perut.


Menjelang senja sudah memasuki kota kecil Wado di Sumedang. Melipir sebentar untuk melepas lelah dan minum air putih pengganti cairan tubuh yang di keluarkan melalui keringat sewaktu riding.

-7.04229,108.111534





Tanpa hambatan berarti, menjelang magrib sudah masuk wilayah Malangbong. mampir di stasiun Cipeundeuy untuk nebeng shalat magrib di Mushalanya yang bersih. Kring pemberitahuan wassap berbunyi. Nun di Sumedang sana rekan se chapter kami, mang Dadang ngabari bahwa dia nyusul kami dan sekarang posisinya di kota Tahu. Ada rentang satu jam riding dari Sumedang ke Malangbong.Kuputuskan untuk menunggunya di stasiun saja sambil menunggu waktu Isya sekalian.
Jam 20.30 merapatlah mang Dadang ke tempat istirahat kami. Lanjut riding menuju Ciamis untuk segera istirahat karena besok akan melakukan ekploride di selatan Tasikmalaya terlebih dahulu sebelum merapat ke madasari. Alhamdulilah, setengah sepuluh malam,kami tiba dengan selamat di kota manis Ciamis.
==========
Curug Dengdeng,Cikatomas

Terbangun jam empat dinihari karena kedinginan. Hawa kemarau memang membuat suhu malam di Ciamis menjadi lebih dingin dari biasanya. Kubangunkan mereka berdua untuk bersiap melanjutkan perjalanan kembali.  Jarak ke Madasari memang sekitar 150 km lagi tapi, kondisi jalan yang akan di lewati memang belum saya mengetahuinya.
Selepas Shubuh mulailah perjalanannya. Melewati jembatan legendaris Cirahong menuju Manonjaya dan Salopa.

-7.339824,108.317614





Jembatan unik dengan dua moda tranportasi yang bisa lewat. Kereta di atas dan motor atau mobil di bawah.
Dulu jaman saya masih Sd, tempat ini memang favorit di kala senggang.
Pasar Manonjaya masih sepi saat itu. hanya ada beberapa pedagang makanan sarapan yang berjualan didepan alun-alun. Dulu kota ini memang pusat pemerintahan di jaman pemerintahan kolonial Belanda. Perlahan-perlahan keramaian bergeser ke Dadaha yang saat ini jadi kota Tasikmalaya. Sukapura, itulah nama kota sebelum Manonjaya saat sekarang.
-7.352252,108.305769
Jalan Manonjaya-Gunung Tanjung-Salopa sepanjang 40 km memang menggoda untuk cornering. Kelak kelok sepanjang perjalanan dengan aspal mulus. Perkebunan karet, Salak dan Pemukiman penduduk selang seling selama jalur tersebut. Hal ini yang membuat dua teman saya tarik gas mendahului untuk menikmati setiap kelokan yang ada.
Dua jam riding,rasa lapar melanda. Menepilah di Cikatomas depan mesjid agungnya. Pesen semangkuk bubur untuk meredam cacing yang mulai protes. Bubur kampung rasa kota begitu pertama kalinya mencicipinya. Tidak kalah sama yang ada di pasar jum'at Purwakarta. Penjualnya Bapak muda sekitaran tigapuluhlima tahunan.
Diantara perbincangan sama tukang bubur itulah,terselip sebuah destinasi wisata di daerahnya. Curug Dengdeng namanya. Sebenarnya saya sudah menyambanginya setahun yang lalu tapi, belum kesemuanya ke jelajahi karena keterbatasan waktu saat itu. Maka, saat ini adalah waktu yang tepat. Pak Cecep begitu dia disebut,dengan fasih menerangkan jalur-jalurnya yang bisa di lalui oleh motor.
Deskripsi=======
Curug dengdeng : Curug ini berada tiga belas kilometer dari Cikatomas. Belokan tepat setelah pom bensin Cikatomas, menuju arah Tawang, Pancatengah. Berjalan tiga kilometer dengan kondisi jalan hotmik mulus. tiga kilometer setelahnya jalan jelek parah cuma menyisakan batu-batu yang di padatkan. Empat kilometer menuju belokan ke curug,jalan kembali mulus lagi.
Tepat depan Smpn 3 Pancatengah, belok kiri menuju perkampungan dengan kondisi jalan di tembok sepanjang satu kilometer. Lurus saja sampai ketemu pabrik aci atau Tapioka. Disana belok kiri menyusuri perkampungan sampai menemui jembatan yang kedua.Tepat sebelum turunan menuju jembatan kedua itulah kekiri menuju destinasi utama curug Dengdeng. jalannya berupa tanah sepanjang 200 meter ke parkiran sempit diujung jalan.






Terpampang keindahan luar biasa Indonesia. Curug indah bertingkat tiga. aliran air sungai Cikembang melewati tebing batu berundak yang menghasilkan penomena alam yang sangat indah. Seratus meter jarak dari parkir motor ke Curug ini. Melewati pematang sawah dan menyusuri aliran sungai di Hilirnya untuk sampai ke Curug tingkat tiganya.





Disana lagi musim panen. beberapa bapak Petani sedang bergembira ria menuai Padi di sawahnya. Para Ibu-ibu sibuk menggebuk rangkuman batang padi ke tatakan kayu yang di tata menurun. Para anak-anaknya bantuin orang tuanya membuang batang padi yang yang sudah tidak ada bulir padinya alias merang.




#sambungannya baca disini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar