Kamis, 15 Mei 2014

# Cihanjawar Escapade

Bismilah.....................................

Sudah sepuluh hari terakhir ini pinggang sebelah kanan terasa sakit. Mulai terasa disaat duduk lama waktu ngerjain tulisan dan nunggu kios. Tiga hari kemudian konsultasi ke Dokter Spesialis Neurologi aka bedah saraf. Setelah periksa sana sini di bulak balik badan ini dan sedikit di pencet, sang Dokter bilang, ini tidak ada sesuatu yang perlu di khawatirkan. Alhamdulilah wa sukurilah.

Hari berganti hari, rasa sakit lumayan berkurang. Saran dokter untuk berolahraga terlupakan begitu saja.
Renang, Bulutepok atau Lari adalah saran yang di anjurkan beliau. cuma olahraga air yang saya bisa laksanakan, yang lainnya belum bisa lakukan.

"Maka dari itu, marilah kita Renang"....................................................................................................

# 14 MEI 2014

Pagi hari buta saat fajar mulai menyingsing, semua persiapan sudah di lakukan untuk kegiatan Renang ini. Nasi rantang, Handuk, peralatan mandi sudah di bungkus rapi.
Selamat pagi

Tepat jam tujuh pagi kuarahkan Andia menuju Bojong, dimana tempat olahraga air tersebut berada. Langsung di hadapkan trafik lalu lintas yang padat seputar perempatan tol Sadang. Selepas itu, jalanan mulai lengang. Masuk ke wilayah Citalang, hamparan sawah dan kebun kebun penduduk mendominasi sepanjang perjalanan di daerah tersebut.
Benih Padi siap di tanam
Selang dua belas kilometer di pertigaan pasar Pasawahan, ambil jalan lurus menuju jalan alernatif Pasawahan-Bojong. Jalan kecil tapi mulus berkah program jalan leucir(mulus)nya pak Bupati Purwakarta.
Naik turun perbukitan di selingi perumahan penduduk serta kebun Jati.






Sepi

Sepi.............itu kesan saya saat melewati jalur ini. Mungkin sebagian warga Purwakarta belum ada yang tahu akan keberadaanya. Sebagian yang lainnya biasa mungkin menggunakan jalan Purwakarta- Wanayasa yang sudah familiar.
Sawah berundak undak tipikal persawahan di Bali, bisa juga di temukan disini. Jajaran pohon Aren terdapat sepanjang perjalanan. Jelas saja daerah ini memang pemasok utama Gula aren untuk kebutuhan warga masyarakat Purwakarta.
Lattitude     -6.650463,107.511350

Masuk wilayah desa Tanjung Sari, kebun cengkih mulai mendominasi sepanjang perjalanan. Baru , setelah masuk desa Galudra jalanan mulai nanjak. Disini bisa temukan jajaran pohon Jati milik penduduk atau Perhutani,saya kurang tahu akan hal ini. Lembah Cikajar nampak di kejauhan.
Cikajar
Baru saja kilometer menunjukan angka tiga puluhan, si kecil Raffi anakku nomer tiga minta berhenti untuk pipis. Ambil ke kanan jalan karena terlihat ada tanah lapang yang cukup buat parkir.


Narsis setelah pipis

Tadinya mau buka nasi rantang disini. Berhubung tinggal sepuluh kilometer lagi ketempat yang dituju, nanti disana  saja sesudah aktifitas renang.

Tanjakan masih mendominasi jalanan. Dan memang ini menuju kaki gunung Burangrang. Desa terlewat yakni Bungur Jaya, kecamatan Pondok Salam. Terlihat aktifitas pendidikan sekolah dasar yang murid memakai Kebaya, pakain tradisional Sunda. Setiap hari Rabu di anjurkan oleh pembesar Kabupaten untuk memakai pakaian tradisional.


Rebo Nyunda


 Setelah desa Sindang Panon , jalanan mulai lurus.Sampai akhirnya bertemu di persimpangan Pawenang.
Lurus saja menuju jalan ke desa Pasanggrahan. Tak sampai sepuluh menit sampailah di turunan terakhir menuju kolam Renang Cihanjawar.


Kolam Renang Cihanjawar ini berada di ketinggian 900 mdpl....CEMIUW........ada di wilayah administrasi desa Cihanjawar, kecamatan Bojong, kabupaten Purwakarta. Dan desa Cihanjawar termasuk salah satu desa tertinggi yang ada di wilayah pemerintahan bupati saat ini bapak Dedi Mulyadi.SH.




Termasuk destinasi wahana wisata yang murah, dengan  tiket masuk sepuluh ribu rupiah untuk dewasa, serta delapan rtibu rupiah untuk anak anak. Dua kolam utama dengan tingkat kedalaman yang paling tinggi di sekitar 160 cm serta 50 cm untuk anak anak.
Koordinat          -6.720737,107.530473


Sepi........serasa milik pribadi.....

 Lahan seluas setengah hektar ini berada tepat di pinggir sungai Ciherang, yang dihilirnya bermuara di Cikao.
Berada di punggungan gunung Burangrang, jelas saja airnya dingin sekali. Di sebrangnya ada villa buat di sewakan. Taman taman dan kantin menunjang buat lesehan saat makan, serta jajanan buat pengunjung.





Ketemunya tempat ini memang tidak sengaja.Waktu itu disaat ,mengantar adik bungsuku untuk berkunjung ke Kampung Wisata Tajur. Kampung yang berbasis kearifan lokal khas Purwakarta.
Saat itu adikku kesana untuk keperluan penelitian buat bahan skripsi akhir.

Sempat berbincang dengan penjaga kolam, bahwa ada air terjun aka Curug di tiga kilometer setelah ini.
Beliau menyebutnya curug Ciseok. Next trip ini nanti di satukan dengan cerita sekarang.......................

Matahari telah tergelincir ka arah barat. Saatnya berkemas untuk pulang. Dinginnnya air kolam memang membuat tidak bisa bertahan lama berada di pemandian.
Rute pulang sama dengan jalan keberangkatan.....................................................................................

CAG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar