Senin, 16 Juni 2014

Cimandaway, Eksotika di barat Cilacap

Bismilah........................................................................


Dayeuh = Kota , Luhur = Tinggi, berarti Kota yang ada di perbukitan atau Gunung.

Beberapa kali mencari di internet tentang Dayeuh luhur. Nama unik untuk sebuah wilayah yang ada di provinsi Jawa Tengah, khususnya kabupaten Cilacap. Daerah yang mayoritas penduduknya masih menggunakan bahasa Sunda ini berbatasan langsung dengan kecamatan Tambaksari,kabupaten Ciamis.

Seringnya saya melihat daerah ini atau plang penunjuk daerah ini, sewaktu berkunjung ke Handaitaulan di Majenang, Cilacap. Mencari  potensi wisata di daerah ini di mbah gugel, dan dapatlah satu nama, yakni Curug Cimandaway. Menanti waktu yang pas. Beberapa kali tertunda, akhirnya, kemarin tanggal 14 juni 2014, baru bisa menyambanginya.

===

Hawa dingin terasa merasuk raga. Gelapnya malam belum bergeser ka arah terang. Habis shubuh saat itu, persiapan paking barang di Box samping yang nemplok di Andia (nama motor saya). Terlihat Nenek saya (Ibu dari Ibu saya) sedang meremah Nasi di daun Pisang, nasi Timbel namanya. Beres semuanya, lanjut pamitan. Tak lupa memasukan Timbel buat bekal di jalan. Selalu begitu memang orang tua ini, tak kuasa saya menolaknya.
Jam lima kurang, saya mulai meninggalkan kampung Cikarohel, desa Cimari, kecamatan Cikoneng, kabupaten Ciamis. Kampung yang selama dua belas tahun saya tinggali. dari mulai saya lahir sampai menamatkan pendidikan sekolah dasar disana.

Satu kilometer melalui jalur perkampungan, tibalah di jalan Nasional Bandung-Yogjakarta. Kubelokan Andia ke kanan menuju Banjar. Jalan lengang saat itu, kupacu Motor perlahan saja. Menikmati dinginnya hawa saat itu. Beberapa kali bertemu truk lintas Provinsi dan Minibus Travel jurusan Bandung-Yogyakarta.  Lima puluh menit berlalu, sampailah di perbatasan Provinsi, melintasi sungai Cijolang sebagai tanda batasnya. Tugu Kujang dibagian barat dan Patung Diponegoro dibagian timurnya.
Setelah perbatasan, berapa tumpukan material pasir dan batu teronggok di pinggir jalan, semakin menyempit saja jalur ini. Dibahu jalan ada galian memanjang sealur jalan, selebar setengah meter. Nampaknya akan ada pelebaran jalan lagi disini. Memasuki Mergo, tengok kiri jalan buat memastikan arah yang menuju ke Dayeuh Luhur. Akhirnya ada plangnya.
Matahari mulai menampakan sinarnya ketika saya memasuki jalur ini. Perkebunan karet langsung menghadang satu kilometer sesudahnya. Kebun berganti pemukiman, Suasana desa dengan aktivitas warganya. Jalan naik turun berkelok kelok. Semakin lama, Tanjakan demi tanjakan menghadang di depan.
Kondisi jalan yang mulus,memudahkan Andia untuk melibasnya. Akhirnya, ketemu pertigaan di kota kecamatan. Bertanya pada penduduk setempat, arah menuju Curug Cimandaway.
Ternyata, dari pertigaan ini, masih harus menempuh jarak sembilan kilometer lagi, begitu keterangan dari pengojek di pertigaan tersebut. Mengambil ke arah Tambaksari, Ciamis, jalan sejauh dua kilometer.Belok kanan di Smpn Dayeuh Luhur, menuju desa Serang Datar.

Tiga kilometer pertama, jalan mulus hotmik. Setelah itu, jalan aspal curah kelas tiga. Tanjakan berat mulai ditemui di daerah ini, terutama dua kilometer terakhir.
Dua kali bertanya lagi untuk memastikan. Banyaknya persimpangan cukup membuat keder juga. Akhirnya, sampai juga di pos tiket Curug. Belum ada siapa-siapa saat itu, Jam saat itu menunjukan 6.34 WIB, masih sepi.
Akses dari pos tiket ke Curug sudah relatif baik. Jalan selebar satu meter menyisir persawahan, sudah di tembok. Beberapa warung-warung sudah ada. Mushola dan shelter buat istirahat nampak memadai.Dan yang paling istimewa, ada spot Outbond macam berjalan diatas tali dan Fling Fox, kalau tidak salah.

Berjalan menurun menuju sungai, karena di sanalah tempat utamanya. Seratus meter terakhir, lumayan curam juga.Belum lagi sebagian jalan temboknya licin karena lumut dan air hujan. Saya yang waktu memakan sepatu safety, cukup repot juga melewatinya. Alhamdulilah, perjuangan terbayar juga............................
Curug Cimandaway adalah pertemuan dua sungai. Sungai Sukaraja  yang jatuh langsung dan bermuara di sungai Cikawalon, membentuk sebuah air terjun yang indah. Ketinggian Air Terjun ini sekitar 70 m, merupakan yang tertinggi di kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Secara administrasi, Curug ini berada di desa Serang Datar, kecamatan Dayeuh Luhur, kabupaten Cilacap,
dengan titik koordinat ada di   -7.229144,108.581961






Satu jam lamanya saya berada di tempat ini. Sampai pulangpun, belum ada pengunjung kesini. Mungkin masih terlalu pagi atau memang waktu itu hari sabtu, yang sebagian masih sekolah dan bekerja di kantornya.
Saatnya pulang. Suatu saat nanti, pasti kembali.

CAG





3 komentar:

  1. maaf mas bukan desa serang tapi dusun serang

    BalasHapus
  2. Pengin euyy..tapi jauhnya kr2 brpa meter dri kita menitipkan motor??..bls ya...mksih

    BalasHapus
  3. Pengin euyy..tapi jauhnya kr2 brpa meter dri kita menitipkan motor??..bls ya...mksih

    BalasHapus