Rabu, 04 Juni 2014

##Cisanti; Siduru Sisi Situ


Sabtu pagi sekitar jam delapan, kami mulai riding menuju event Nusantaride di Situ Cisanti. Langsung Dihadapkan tanjakan sesudah perempatan Caringin. Meliuk menikmati kelokan demi kelokan. Udara segar pagi dan senyum ramah penduduk Caringin yang akan berladang menambah semangat Riding kami.

Jalanan kering, sisa hujan kemarin sore tak nampak sama sekali. Di sebuah air terjun kecil, kami berhenti.
Keluarkan semua peralatan memasak untuk di cuci bersih. Sebagian yang lain, mandi pagi di bagian hulu air terjun tersebut. Maklum, di Puncak Guha memang tidak ada kakus sama sekali.

Masuk cisewu sekitar jam sepuluh . Di sebuah warung nasi kami berhenti. Sarapan dan segelas Kopi menemani istirahat dipagi itu. Bercakap-cakap sama pemilik kedai yang dandannya sedikit menor.Berapa jam yang dibutuhkan kalau menuju kota Garut?.
" lima Jam, Aa". begitu jawabnya. Saya pikir, Talegong dan Cisewu ini pantasnya masuk Bandung daripada kabupaten Garut. Akses  menuju Bandung lebih cepat dua jam dari pada harus ke Garut yang memutar melalui Bungbulang dan Cikajang.Tapi, ah sudahlah............Pantesan sewaktu riding melintasi daerah ini, tahun 2011, ada spanduk yang bertulis " Kabupaten Garut Selatan, Harga Mati".






Hari sudah siang, kami bersiap lagi melanjutkan perjalanan. Putaran gas sedikit lebih dalam ketika memasuki jalur Talegong-Pangalengan yang lebar. Jalur baru ini selesai 2012 lalu. Beberapa sempat ditutup karena longsor. Terlihat di beberapa tempat ada gundukan tanah di pinggir jalan.Warung-warung makan banyak bermunculan jalur ini. Itu tandanya, Akses ekonomi mulai terbuka.





Isi bensin di Kota kecamatan pangalengan. Baris di Indikator menunjukan dua bar lagi. Saya tidak tahu berapa kilometer lagi menuju Cisanti. Makanya diisi full biar aman sampai di Purwakarta.

Kota kecil di selatan Bandung ini sungguh semrawut sekali. Lalu lalang kendaraan bermotor terlihat acak-acakan. Disaat harusnya ngantri, malah saling serobot tidak mau ngalah. Belum lagi pemotor yang tidak pake helm, mayoritas malah kelihatannya. Angkutan umum, ngetemnya hampir setengah badan jalan. Tak pelak, kemacetan tak terhindarkan.Beberapa Bus besar yang menuju pemandian air panas Cibolang,tersendat tak bergerak.

Memasuki perkebunan Malabar, lalu lintas kembali sepi. Ambil menuju Talun Santosa, sesuai anjuran ketua panitia,Mang Dedi Sudrajat. Jalur Gravel terhampar di hadapan, entah sampai mana. Disinilah menguji skill berkendara.Tercatat, hampir sebelas kilometer kami ajrut-ajrutan menuju Cisanti.Selepasnya jalan kembali mulus.




Satu kilometer menjelang Kertasari, tiba-tiba,Wushh!! Satu kendaraan ijo melewati rombongan sambil klakson. sitiker Nusantaride nempel di spakbor belakang. Mahluk ijo itu ternyata Dtracker 250 cc. Penunggangnya tinggi besar. Namanya Rendra Herthiadi. Itu kami ketahui setelah berhenti dan berkenalan persis di depan pabrik teh Kertasari. Tak lupa poto narsis, pake tongsis miliknya.

Jam satu siang , kami memasuki parkiran kawasan situ Cisanti. Adi adhianti menyambut selaku panitia.
Saya mengenalnya waktu ke Cisomang. Jajaran pohon Kayu putih menjulang tinggi di pintu masuk. Shelter Pedepokan ada di sebelah kanan, dan warung kecil serta mushola ada di sebelah kiri jalur masuk.

 Jalan Seratus meter melalui jalan paving blok. Seterusnya turun meniti tangga , menuju kawasan Situ. Jalan kaki menyusuri pinggiran telaga. Beberapa rider dengan ramah menyambut kedatangan kami. Mang Dedi,sang Ketua pelaksana,nampak sibuk dengan ponsel nya. Admin Nusantaride Facebook, Ade Andrian Gazhali terdengar tawanya bersama beberapa Rider Bandung.

Secepatnya mencari lapak buat gelar  tenda. Setelah sebelumnya Registrasi peserta. Di bawah pohon Pinus kami mendirikan tenda. tampak di belakang, om Rendra juga melakukan hal yang sama. Berturut-turut, teman-teman lain yang baru datang juga, mendirikan tenda.



Lanjutannya baca disini




Tidak ada komentar:

Posting Komentar