Selasa, 03 Juni 2014

Cisanti; Siduru Sisi Situ

Bismilah..............................................................

JUM'AT, 30 Mei  2014

Matahari pagi menyembul di ufuk timur. Deru mesin Toyota Kijang pik ap langsiran 94 yang saya sopiri, terdengar halus membelah jalan utama Purwakarta-Subang. Jajaran  karung Kerupuk di bak belakang sedikit terguncang disaat menghamtam lubang jalan. Setiap pagi, saya memang bertugas mengantarkan barang pesanan sebuah katering di bilangan kecamatan Campaka,Purwakarta.







Semua selesai sekitar jam tujuh pagi, selanjutnya,saya persiapkan barang-barang keperluan buat riding menuju Pangalengan menghadiri event Nusantaride,berjudul Siduru Sisi Situ. Rencana yang di sepakati sama teman-teman di Purwakarta adalah jam 8 pagi, Titik berkumpul nya di Sadang, kediaman saya.

Semua  datang  jam delapan. Total ada empat rider, Mas Cundit, Mang Fatir, suhu kencang Purwakarta,Yudi Permana dan saya sendiri. Tidak pake lama, lanjut riding. Suasana lalu lintas sedikit ramai. Kuputuskan untuk melalui jalan alternatif Pasawahan-Bojong yang sepi dari hilir mudik Truk Pasir dan Batu.

Masuk kecamatan Bojong,Purwakarta, jam sembilanan. Hawa masih dingin ternyata disini. Ladang sayuran terhampar luas sepanjang mata memandang. Mulusnya jalan menambah nikmat suasana saat itu. Kicau burung semarak terdengar di perbukitan sebelah kanan jalan. Bau pupuk alami sesekali tercium disaat melewati beberapa sentra Pertanian. Ahh., jadi inget suasana riding di Dieng.

 Satu jam saja kami menikmati riding diringi sejuknya udara. Selanjutnya, Susana ramai perkotaan terasa begitu sampai di Padalarang. Perlahan saja memacu motor, mengingat dua rekan kami belum hapal jalan.
Di cimareme belok kanan menuju Batujajar-Soreang. Langsung dihadapkan kemacetan lumayan parah karena rusaknya jalan dan hilir mudik truk besar.

Jam sebelas baru sampe Batujajar. Melipir ke Alfamidi di depan markas Kopasus, dimana rekan Pulsar bandung Barat menunggu. Melepas lelah, Beli perbekalan dan makan siang disana. Begitu juga COD jual beli raiser stang Pulsar bekas Andia, Lumayan dapat enam puluh ribu buat daftar even 3S.






Jalan semakin menyempit di kala masuk daerah Cipatik. Debu-debu dari truk pertambangan kapur yang ada di daerah itu , sesekali membuat perih mata ini. Sampai di Soreang jam Sebelas lebih tiga puluh menit. Belok kanan memasuki pelataran Masjid Agung kabupaten Bandung. Melipir dulu buat melaksanakan shalat Jum'at. Parkiran di jaga beberapa pemuda bertato.Kami dapat tiket parkir seharga dua ribu rupiah.Penitipan sepatu di banderol dua ribu rupiah juga. Sungguh, rasa aman ini semakin mahal, sekalipun itu di Mesjid.

Baru saja satu kilometer memasuki jalur Soreang-banjaran, Saya teringat tank bag yang nemplok di atas tanki bensin sudah tidak ada. saya memberhentikan rombongan. Berpikir dalam hati," Dimanakan terakhir saya menaruh Tank Bag?". Bertanya pada teman seperjalanan, semua kompak menjawab ," waktu makan tadi, Kang". Kuhubungi Ketu Pbb yang kerja di Alfamidi seberang Warteg tadi, memastikan apakah barang tersebut ada di situ. Lima belas kermudian, datang pesan dari sang Ketu, "ada,Kang".  Alhamdulilah.
Kupesankan untuk dititipkan kepada membernya yang akan hadir di Cisanti besok siang.

Suasana ramai lalu lintas Soreang_Banjaran, berganti sepi begitu masuk jalur Banjaran-Pangalengan. Udara mulai terasa sejuk disini. Bangunan berganti ladang sayuran.Jalan lurus berdebu, sekarang meliuk liuk melipir di pinggiran bukit. Sampai di Simpang Pangalengan ambil kekanan menuju situ Cileunca. Jam dua siang melipir ke Dam Pulo situ Cileunca.

Koordinat    -7.11'24" ,107.33'19"




Titian di tengah Danau Cileunca


Mendung bergelayut di selatan Pangalengan. Kemungkinan akan kehujanan nanti, waktu menuju pantai Puncak Guha. Sekarang hari Jum'at, Masih ada waktu sehari sebelum even Cisanti. Pantai di selatan Garut tersebut adalah tujuan kami, sebelum Cisanti. Kesepatan tersebut telah dibuat jauh-jauh hari.

Benar saja!, selepas Cukul kami kehujanan. Melipir di warung Kopi untuk ganti stelan riding. Berjalan beriringan dengan ektra hati-hati. Hujan dan kabut sore itu menyulitkan jarak pandang ke depan. Beberapa titik terlihat tanah merah sudah berada di tengah jalan, terbawa arus air deras karena hujan. Kecepatan tak lebih dari dari dua puluh lima kilometer per jam.






Sebelum Talegong, jalan masih delapan meter lebarnya. Sesudahnya itu, baru bervariasi antara enam sampai empat meter. Cuaca masih hujan,  kadang besar, tak lama kemudian cuma gerimis saja. Jalan sudah mulus berhotmik.Kami sangat berhati-hati karena jalur ini terkenal akan Tanjakan dan Turunan Cilukba nya. Atap dan teras rumah cuma beberapa centi saja dari pinggiran aspal. Tak terbayang bilamana ngebut, terus tekor!!, bisa jadi tamu yang tak di undang nanti hehehe............

Kiri tebing tinggi dan kanan jurang dalam, menghiasi jalur Cisewu-Rancabuaya. Perkampungan terlihat di seberang bukit. Akses jalan berupa jalan tanah yang menuju perkampungan tersebut. Sungguh mereka tabah akan suasana ini, mau gimana lagi.Sesekali melewati beberapa air terjun di pinggiran jalan. Tercatat ada lima spot yang terlewati.



Alhamdulilah, menjelang magrib sampai di perempatan Caringin. Lurus ke Rancabuya, kekanan ke Cidaun sedang kekiri menuju Pameungpeuk,Garut. Belanja perbekalan di Mini market satu satunya di Caringin ini.
Gelapnya malam, deburan ombak,hembusan angin laut, mengiringi kami berempat mendirikan tenda di Puncak Guha.

Baca lanjutannya Disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar